Wednesday 28 July 2010
Darahmu-lah, aku . . .
Darahmu-lah aku, menetes tiap kali kau rasa tersakiti
Mengering, membeku, kaku . . .
Seiring waktu mengalir, melaju mengisi keringnya hati
Terbakar menyalakan kehangatan diantara luka, hina, nista, dusta . . .
Darahmu-lah aku, kaku tiap kali kau rasa dingin
Gemeretak membeku, Perlahan terpecah
Serpihlah kini aku . . .
Bertabur tertiup bayu
Tanpa arah,terjatuh dan terenyuh . . .
Darahmu-lah aku, Menguap ketika kau ledakkan detanator amarah
Membumbung, mengkristal . . .
Bersatu dengan molekul debu yang kau pijaki
Kini kau tahu darahmu-lah aku . . .
Yang mengisi nilai pada tiap atom molekulmu,
Rasakan pahitnya sayatan belati di jari manismu,
Mengaliri jantungmu . . .
Tumbuhan rasa di-gersangnya relung kalbu-mu . . .
Tapi, tetap aku tak tahu siapakah kau
Mengapa aku
Entah kenapa aku . . .
Rela untukmu
siapakah kau . . .
Ataukah benar itu
Kau-lah Tuhanku . . .
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment