Wednesday 28 July 2010
Darahmu-lah, aku . . .
Darahmu-lah aku, menetes tiap kali kau rasa tersakiti
Mengering, membeku, kaku . . .
Seiring waktu mengalir, melaju mengisi keringnya hati
Terbakar menyalakan kehangatan diantara luka, hina, nista, dusta . . .
Darahmu-lah aku, kaku tiap kali kau rasa dingin
Gemeretak membeku, Perlahan terpecah
Serpihlah kini aku . . .
Bertabur tertiup bayu
Tanpa arah,terjatuh dan terenyuh . . .
Saturday 24 July 2010
Harus kembali . . .
Tuesday 20 July 2010
battle philosophy . . . !
Puing
Lelah mencumbu puing-puing mimpi
Mimpi yang hanya bayang tak pasti
Mencaci . . .
Memungkiri . . .
Dan mungkin tak pernah tuk mengilhami
Resah hati yang tak dapat terhenti
Meninggi, tinggi . . . dan tinggi . . .
Kian merekah . . .
Membuncah . . .
Mimpi yang hanya bayang tak pasti
Mencaci . . .
Memungkiri . . .
Dan mungkin tak pernah tuk mengilhami
Resah hati yang tak dapat terhenti
Meninggi, tinggi . . . dan tinggi . . .
Kian merekah . . .
Membuncah . . .
Monday 19 July 2010
Aku ingin kalian tahu . . . !
Kesekian Kalinya Aku …
Kesekian kalinya kucoba menulis. tentang nukilan hati yang berasa sangat teriris. Tentang perasaan hati yang bertabur emosi. Tentang pemikiranku yang mungkin sesaat lagi akan mati.
Kesekian kalinya kucoba menulis. Tentang realita yang bagiku terlalu nyata. Tentang realita yang begitu menggugah rasa. Tentang realita yang menyilaukan dan menyakitkan mata. Tentang kenyatan yang mungkin takkan dapat lagi kurasa.
Masih saja . . .
Thursday 15 July 2010
Maaf, aku bukan superhero . . .
Wednesday 14 July 2010
Dan . . .
Dan . . .
Amarahku terhadap dunia
Rasa muak-ku terhadap mereka
Hujatan-hujatanku pada yang tertuju disana
Semua seolah tiada
Bila memang benar, mereka . . .
Salah-kah aku, jika . . .
Memang benar, aku bukan mereka
Semua seolah tiada
Bila memang benar, mereka . . .
Salah-kah aku, jika . . .
Memang benar, aku bukan mereka
Yakin aku bahwa . . .
Yakin aku . . .
Harus pergi sebagai pengembara
Harus pergi sebagai pengembara
Meskipun, ada . . .
Rasa dimana aku dan kamu adalah satu
Yakin aku . . .
Tak lagi harus disini
Meski, tidak ada . . .
Keraguan, dimana kini
Aku harus berlari
Sunday 11 July 2010
Al Furqon, Sebuah Malam Sebuah Sajak
Malam. Bulan timbul tenggelam di lautan awan. Gerimis sesekali menyapa bumi dan mengabarkan langit masihlah ada. Namun tak benar-benar turun hujan. Sesekali segaris cahaya mengerjap dan gemetar di angkasa. Bukanlah kilat atau petir, hanya segaris cahaya mengerjap dan gemetar.
Orang-orang di kampungku menyebutnya kingkilaban. Seperti sebuah isyarat atau gelagat. Kau ingin memahaminya, tapi bagiku menghayati sudah cukup. Sebab ada banyak rahasia yang tak terurai dalam bening pikir manusia. Semakin ingin memahami, semakin jauh tersesat dalam pemahaman yang terkadang memasuki wilayah amarah.
SEPENGGAL WAKTU TERSISA
Tertunduk sedih ia. Hanya terdiam renungkan semuanya. Sedih dijiwanya begitu terasa ketika tiba-tiba jiwanya menyadari bahwa jiwanya bukanlah berada pada jasad yang tepat tuk mengungkapkan atau menunjukkan tentang apa yang dirasa oleh jiwanya. Lingkungan dunia dimana ia tinggal, telah disadarinya, sama sekali tak bersahabat pada apa yang namanya ‘cinta’ jika itu harus diungkapkan oleh jiwa-jiwa yang berjasadkan hawa.
Wednesday 7 July 2010
Tigabelas Menit Realita
Rela melepaskamu "Dara manisku"
Subscribe to:
Posts (Atom)