RSS Feed

Thursday 31 March 2011

Mata sang penerjang malam


mata itu . . .
yang t'lah terjatuh bersama riuh . . .
renyainya,menyelipkan duka
resahnya menghempaskan indah

mata itu . . .
mata sang kabut, sang penerjang malam

mata itu . . .
yang mereka tak tahu
Tetap kokoh meskipun ditengah ngilu sembilu . . .

Wednesday 30 March 2011

Kesatria kuda . . .


Kesatria kuda berlari menyibak pekat
Mengejar cahaya bintang jatuh
Yang membawa seorang putri renjana . . .
Sang kesatria mungkin saja terpana
Dengan keanggunan sang putri surga
Tapi,kalut hati sang kesatria . . .
Haruskah ia meninggalkan kuda perangnya . . . ?

Sunday 27 March 2011

Mungkin, tak ada kita


Mungkin tak ada kita
Tapi, hanya ada aku
Yang mengujungi hari
Hingga disaat mentari tenggelam
Aku harus Tersenyum dan menyapa angin
Untuk berbagi beberapa tawa yang masih tersisah

_________________________

↨Mungkin kau harus pergi, aku tak sanggup mengatakan bahwa aku mempermainkanmu↨
Palembang, 28 Maret 2011

Friday 25 March 2011

Hanya sebuah ------------------------


Hidupku hanya garis
Yang Menghubungkan Frasa Antara Kau dan aku
Bukan koma ataupun titik
Karena terus berlanjut tanpa henti meski sejenak
Yang dalam tiap paragrafnya,
Menukilkan tentang beberapa nama . . .
Aku, Kau, juga Tuhanku . . . .

___________________________

♠ convinced that you are appointed by God for being there for me ♠

Friday 18 March 2011

TIDAK ADA ILMU YANG SIA-SIA


Oleh : Guru kami tercinta Amalia, M. P. Fis

Sebenernya sih, postingan ini aku cupas dari blog-ny sekolah punya. Aku tulis disini karena berisi sesuatu pelejaran yang sangat menarik yang bisa diambil dari kisah perjalanan hidup seorang guru di sekolah saya yang bisa dikatakan. yah . . . she's very very genius for me. Berikut postingan ibu amalia di blog MAN 1 PALEMBANG :

Saya adalah salah satu dari sedikit orang yang bisa merasakan mengenyam pendidikan pasca sarjana di salah satu universitas terbaik di negeri ini. Saya, yang hanya seorang guru sebuah Madrasah Aliyah yang terletak di pinggiran kota palembang dan dibesarkan juga di pinggiran kota Palembang dapat kuliah di Institut Teknologi Bandung yang bahkan termasuk dalam 300 perguruan tinggi terbaik di dunia. Sungguh suatu kenyataan manis yang sangat saya syukuri.

Banyak hal yang saya rasakan berbeda ketika saya kuliah S.1 dahulu dengan kuliah S.2 sekarang. Hal yang paling mencolok adalah dipergunakannya buku teks yang hampir kesemuanya berbahasa Inggris. Hampir semua teman mengeluh jika berhadapan dengan bahasa Inggris, tetapi saya tidak merasa ada sesuatu yang perlu dikeluhkan. Hal tersebut bukan karena saya sangat mahir berbahasa Inggris, sama sekali tidak, tetapi karena saya sangat menyukai bahasa Inggris.

Kalau saya mengenang masa-masa dimana saya memulai kesukaan terhadap bahasa Inggris, saya merasa sedikit norak, sedikit aneh, dan sedikit sentimentil. Salah satu hal yang membuat saya menyukai Bahasa Inggris adalah bahwa saya merasa sedikit ‘keren’ ketika dapat menyanyikan lagu berbahasa Inggris. Kecintaan saya pada bahasa Inggris bermula dari ‘kompetisi tersembunyi’ antara saya dan tiga teman dekat saya waktu SMP. Mereka senang menyanyikan lagu berbahasa Inggris, lagu-lagu barat, yang lagi ngetren pada saat itu. Dua orang menyukai musik pop sedangkan satu orang lebih menyukai lagu-lagu yang berirama rock dan metal. Tetapi benang merah dari kesukaan mereka adalah bahwa lagu yang mereka gemari adalah lagu barat yang biasa mereka tonton dari parabolanya masing-masing. Waktu itu saya tidak terlalu mengerti apa yang mereka nyanyikan karena jenis lagu yang saya tahu hanya dangdut yang memang disukai oleh ayah dan ibu saya.

SEPOTONG ROTI PENEBUS DOSA


Abu Burdah bin Musa Al-Asy'ari meriwayatkan, bahwa ketika menjelang wafatnya Abu Musa pernah berkata kepada puteranya: "Wahai anakku, ingatlah kamu akan cerita tentang seseorang yang mempunyai sepotong roti."

Dahulu kala di sebuah tempat ibadah ada seorang lelaki yang sangat tekun beribadah kepada Allah. Ibadah yang dilakukannya itu selama lebih kurang tujuh puluh tahun. Tempat ibadahnya tidak pernah ditinggalkannya, kecuali pada hari-hari yang telah dia tentukan. Akan tetapi pada suatu hari, dia digoda oleh seorang wanita sehingga diapun tergoda dalam bujuk rayunya dan bergelimang di dalam dosa selama tujuh hari sebagaimana perkara yang dilakukan oleh pasangan suami-isteri. Setelah ia sadar, maka ia lalu bertaubat, sedangkan tempat ibadahnya itu ditinggalkannya, kemudian ia melangkahkan kakinya pergi mengembara sambil disertai dengan mengerjakan solat dan bersujud.

Akhirnya dalam pengembaraannya itu ia sampai ke sebuah pondok yang di dalamnya sudah terdapat dua belas orang fakir miskin, sedangkan lelaki itu juga bermaksud untuk menumpang bermalam di sana, karena sudah sangat letih dari sebuah perjalanan yang sangat jauh, sehingga akhirnya dia tertidur bersama dengan lelaki fakir miskin dalam pondok itu. Rupanya di samping kedai tersebut hidup seorang pendita yang ada setiap malamnya selalu mengirimkan beberapa buku roti kepada fakir miskin yang menginap di pondok itu dengan masing-masingnya mendapat sebuku roti.

Wednesday 16 March 2011

Menginginkan Gelap


Semua ini bukan tentang Kau, Sungguh !
Juga bukan tentang aku ataupun mereka
Hanya saja, Sepertinya aku merasa bahwa
Setiap hitam terkumpul padaku.
Mengelam . . .
Memekat pada satu titik di hatiku
Membuatku semakin memenginginkan kegelapan . . .
Membuatku semakin yakin
Bahwa aku adalah angin yang berhembus di kala sepi

ΦBerusaha untuk yakin bahwa aku tak sedang tersenyum untukmuΦ

Wednesday 9 March 2011

Bertemu Kita . . .


Setelah sekian lama berdiri
Berjalan kemudian berlari
Sendiri . . .

Hari ini kau dan aku bertemu
Disebuah persimpangan diantara tiga rindu
Tapi sorot matamu tajam menusuk jantungku
Kau tampar . . .
Kau remuk
Kau lempar. . .
Keatas dahiku . . . !

"Sedang memikirkan haruskah aku tinggalkan"
☻A-kied Muhammad☺

Saturday 5 March 2011

Begitu rindu


Ketika riuh bertaluh-taluh
Rindu bertemu rindu,
Menghangatkan pagi yang redup

Ketika bayu berkeluh-kesah
tatap bertemu tatap
Menebarkan hamparan kesahajaan

Begitu rindu ingin mengucap
"Allahuakbar . . ."
Sembari menapakkan tanganku pada Al-Ardh


"Begitu rindu ingin menatap suatu kesahajaan yang mampu menghangatkan pagi redup"
Palembang, 05 Maret 2011

Berjalan di bawah hujan


Aku ingin menerjang lebih banyak hujan
Meskipun aku takut pada hujan

Aku ingin berjalan dibawah hujan
Ketika aku menangis meski ku takut

Mungkin karena ada kau disana
Aku ingin menikmati hujan bersamamu,
Sang pecinta hujan . . .
Related Posts with Thumbnails