Waktu engkau masih kanak-kanak………
kau laksana kawan sejatiku
Dengan wudu’, Aku kau sentuh
dalam keadaan suci, Aku kau pegang
Aku,kau junjung dan kau pelajari
Aku engkau baca dengan suara lirih atau pun keras setiap hari
Setelah selesai engkau menciumku mesra
Sekarang engkau telah dewasa…………..
Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku…
Apakah Aku bahan bacaan usang yang tinggal sejarah…?
Menurutmu, mungkin aku bahan bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu
Saturday 28 August 2010
Thursday 26 August 2010
Monday 23 August 2010
Friday 20 August 2010
Pilar Langit
Monday 16 August 2010
Egotist
TIGA
Takut-ku tak mampu lagi menuai asa
Dengan semua resah yang terkunci mati didalam diri
ketika aku harus tersesat pada TIGA
Persimpangan antara Aku, Kau dan Dia
Dan bilakah kebenaran itu t'lah dekat
Maka, biarkan Ia melekat
Menutupi egotist hati
Dengan semua resah yang terkunci mati didalam diri
ketika aku harus tersesat pada TIGA
Persimpangan antara Aku, Kau dan Dia
Dan bilakah kebenaran itu t'lah dekat
Maka, biarkan Ia melekat
Menutupi egotist hati
Sunday 15 August 2010
Dan, itu bukanlah . . .
Bukan kekasih yang dapat menemaniku pada malam hari
Yang kucari di pinggiran selasar jalanan
Bukan pula pelacur jalanan . . .
Yang aku cari disela pekatnya malam
Juga bukan berbotol-botol minuman . . .
Yang aku cari didalam kotak-kotak kehidupan
Dan, bukan pula aku pemabuk . . .
Yang tertidur di pelukan duri-duri tajam
Thursday 12 August 2010
Tentang Hidup
Berlari Terjatuh
Berjalan Terpeleset
Berdiam Diri Terinjak
Hidup Bagaikan ilusi
Terangkai dalam rinai-rinai imaji
tersusun rapi pada rantai-rantai mimpi
dan berputar di malam gelap nan sepi
Berjalan Terpeleset
Berdiam Diri Terinjak
Hidup Bagaikan ilusi
Terangkai dalam rinai-rinai imaji
tersusun rapi pada rantai-rantai mimpi
dan berputar di malam gelap nan sepi
Monday 2 August 2010
Peradilan Rakyat
Cerpen Putu Wijaya
Seorang pengacara muda yang cemerlang mengunjungi ayahnya, seorang pengacara senior yang sangat dihormati oleh para penegak hukum.
"Tapi aku datang tidak sebagai putramu," kata pengacara muda itu, "aku datang ke mari sebagai seorang pengacara muda yang ingin menegakkan keadilan di negeri yang sedang kacau ini."
Pengacara tua yang bercambang dan jenggot memutih itu, tidak terkejut. Ia menatap putranya dari kursi rodanya, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan agung.
Seorang pengacara muda yang cemerlang mengunjungi ayahnya, seorang pengacara senior yang sangat dihormati oleh para penegak hukum.
"Tapi aku datang tidak sebagai putramu," kata pengacara muda itu, "aku datang ke mari sebagai seorang pengacara muda yang ingin menegakkan keadilan di negeri yang sedang kacau ini."
Pengacara tua yang bercambang dan jenggot memutih itu, tidak terkejut. Ia menatap putranya dari kursi rodanya, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan agung.
Subscribe to:
Posts (Atom)