RSS Feed

Tuesday 25 January 2011

inginku . . .


Aku ingin hujan . . .
Aku ingin hitam
Aku ingin kelam
Aku ingin bungkam
Aku ingin diam
Aku ingin tenggelam
Aku ingin malam

Wednesday 19 January 2011

Dalam do'amu, aku . . .


Dalam do'amu malam itu kau menjelma langit tak berbatas
Kian mencakar angin yang teratas
Seakan siap menerima, menerka . . .
Tiap-tiap suara yang seakan muncul menarik jiwa
Setiap kali kau tapakkan tanganmu pada Al-ard

Hingga saatnya cahaya terbangun
Dari tenggelam hingga pada terbitnya
kau mulai menjelma bagaikan burung . . .
Terbang mengitari tiap-tiap luka, tiap tangis
tiap ratap . . .

Saturday 1 January 2011

Batu dan Pasir


Ada dua orang pengembara sedang melakukan perjalanan. Mereka tengah melintasi padang pasir yang sangat luas. Sepanjang mata memandang hanya ada pasir membentang. Jejak-jejak kaki mereka meliuk-liuk di belakang. Membentuk kurva yang berujung di setiap langkah yang mereka tapaki. Debu-debu pasir yang beterbangan memaksa mereka berjalan merunduk.

Tiba-tiba badai datang. Hembusannya membuat tubuh dua pengembara itu limbung. Pakaian mereka mengelepak, menambah berat langkah mereka yang terbenam di pasir. Mereka saling menjaga dengan tangan berpegangan erat. Mereka mencoba melawan ganasnya badai.

Badai reda. Tapi, musibah lain menimpa mereka. Kantong bekal air minum mereka terbuka saat badai tadi. Isinya tercecer. Entah gundukan pasir mana yang meneguknya. Kedua pengembara itu duduk tercenung menyesali kehilangan itu. "Ah.., tamat riwayat kita," kata seorang di antara mereka, kita sebut saja pengembara pertama. Lalu ia menulis di pasir dengan ujung jarinya. "Kami sedih. Kami kehilangan bekal minuman kami di tempat ini." Kawannya, si pengembara dua pun tampak bingung. Namun, mencoba tabah. Membereskan perlengkapannya dan mengajak kawannya melanjutkan perjalanan.
Related Posts with Thumbnails