Tuesday 30 November 2010
MAHARAJA
Dan dia . . .
berdiri diatas gunung tertinggi
tertancap singgasananya
singgasana raja diatas raja...
yang dapat menyentuh hatimu...
meremukkannya
kemudian melemparkannya ke-dahi-mu . . .
juga dahi-ku . . .
sebagai rakyat dibawah raja
Labels:
puisi,
puisi islam,
sajak cinta islam
Friday 12 November 2010
Lagi-lagi . . .
Lagi-lagi . . .
Hujan membawa pemikiran filsafatnya
Ke dalam rintik nyanyian hidupku
Ia genangkan beberapa kata
Dan menambahkan sebaris sajak tentang aku dan Tuhanku
Sajak yang kunyanyikan
Dikala aku merindukan keanggunan
Yang lebih dari yang aku dan kau pernah bayangkan
Tuesday 9 November 2010
Akhir Sejarah Cinta kita
Suatu saat dalam sejarah cinta kita
Kita tidur saling memunggungi
Tapi jiwa berpeluk-peluk
Senyum mendekap senyum
Suatu saat dalam sejarah cinta kita
Raga tak lagi saling membutuhkan
Hanya jiwa kita sudah lekat menyatu
Rindu mengelus rindu
Labels:
cinta dan islam,
puisi,
puisi islam,
tentang cinta dan islam
Thursday 4 November 2010
Peran Strategis Pesantren, Madrasah dan Sekolah Islam di Indonesia
Peran pesantren telah lama diakui oleh masyarakat, demikian halnya dengan madrasah dan sekolah Islam misalnya tentang peradaban. Kepiawaian pesantren, madrasah dan sekolah Islam dalam memformulakan pemahaman dan pemikirannya sehingga melahirkan kultur yang mengadabkan manusia adalah potensi riil pesantren, madrasah dan sekolah Islam. Di era global kepiawaian, kultur dan peran strategis itu harus menjadi lebih dimunculkan, atau dituntut untuk dilahirkan kembali
Di Rumahku Ada Surga
Taman punya kita berdua
Tak lebar luas, kecil saja
Satu tak kehilangan lain dalamnya
Bagi kau dan aku cukuplah
Itu penggalan puisi Chairil Anwar, 1943, tentang rumahnya yang disebutnya taman. Taman hati. Taman hidup. Sempit ruangnya. Tapi cinta membuatnya jadi terasa cukup lapang dalam dada. Cinta membuatnya nyaman dihuni :
Kecil, penuh surya taman kita
Tempat merenggut dari dunia dan manusia
Kenyamanan. Itu rahasia jiwa yang diciptakan cinta: maka kita mampu bertahan memikul beban hidup, melintasi aral kehidupan, melampaui gelombang peristiwa, sambil tetap merasa nyaman dan teduh. Cinta menciptakan kenyamanan yang bekerja menyerap semua emosi negatif masuk ke dalam serat- serat jiwa melalui himpitan peristiwa kehidupan. Luka- luka emosi yang kita alami di sepanjang jalan kehidupan ini hanya mungkin dirawat di sana, dalam rumah cinta.
Labels:
cinta dan islam,
islam,
tentang cinta dan islam
Tuesday 2 November 2010
BIARKAN CINTA BERMUARA DENGAN SENDIRINYA….
Kenapa tak pernah kau tambatkan.
perahumu di satu dermaga?
Padahal kulihat, bukan hanya satu.
pelabuhan tenang yang mau menerima.
kehadiran kapalmu!
Kalau dulu memang pernah ada.
satu pelabuhan kecil, yang kemudian.
harus kau lupakan,
mengapa tak kau cari pelabuhan lain,
yang akan memberikan rasa damai yang lebih?
Seandainya kau mau,
buka tirai di sanubarimu, dan kau akan tahu,
pelabuhan mana yang ingin kau singgahi untuk selamanya,
hingga pelabuhan itu jadi rumahmu,
rumah dan pelabuhan hatimu.
( Judul Puisi " Pelabuhan " karya Tyas Tatanka, kumpulan puisi 7 penyair serang)
Sayap Yang Tak Pernah Patah
Oleh: M. Anis Matta
Mari kita bicara tentang orang-orang patah hati. Atau kasihnya tak sampai. Atau cintanya tertolak. Seperti sayap-sayap Gibran yang patah. Atau kisah Zainuddin dan Hayati yang kandas ketika kapal Vanderwicjk tenggelam. Atau cinta Qais dan Laila yang membuat mereka 'majnun', lalu mati. Atau, jangan-jangan ini juga cerita tentang cintamu sendiri, yang kandas dihempas takdir, atau layu tak berbalas.
Itu cerita cinta yang digali dari mata air air mata. Dunia tidak merah jambu disana. Hanya ada Qais yang telah majnun dan meratap ditengah gurun kenestapaan sembari memanggil burung-burung:
Mari kita bicara tentang orang-orang patah hati. Atau kasihnya tak sampai. Atau cintanya tertolak. Seperti sayap-sayap Gibran yang patah. Atau kisah Zainuddin dan Hayati yang kandas ketika kapal Vanderwicjk tenggelam. Atau cinta Qais dan Laila yang membuat mereka 'majnun', lalu mati. Atau, jangan-jangan ini juga cerita tentang cintamu sendiri, yang kandas dihempas takdir, atau layu tak berbalas.
Itu cerita cinta yang digali dari mata air air mata. Dunia tidak merah jambu disana. Hanya ada Qais yang telah majnun dan meratap ditengah gurun kenestapaan sembari memanggil burung-burung:
O burung, adakah yang mau meminjamkan sayap
Aku ingin terbang menjemput sang kekasih hati.
Labels:
cinta dan islam,
islam,
tentang cinta dan islam
Subscribe to:
Posts (Atom)