Sunday 29 December 2013
Selamat ulang tahun
Selamat ulang tahun,
Entah sudah berapa tahun sejak kita bertemu
Tiga atau empat ?
Ah, entahlah . . . Yang kutahu sudah cukup lama
Maaf, kali ini . . . seperti biasanya
Aku hanya bisa mendo'akanmu . . .
Labels:
puisi selamat,
puisi ulang tahun,
selamat,
selamat ulang tahun
Saturday 14 December 2013
"Cinta tak harus dikatakan dengan kata cinta".
Jadikan
cintamu sederhana, seperti angin yang tak berkata saat membelai
samudera. Seperti api yang tak sempat berucap saat melebur bara.
Jadikan ia lebih indah dengan kekagumanmu yang berteriak didalam diam,
lebih dekat dari nadi, lebih tajam dari sorot mata kekasih duniawi.
"Cinta tak harus dikatakan dengan kata cinta".
Palembang, 14 Desember 2013
Sunday 10 November 2013
Wajah Tanpa Rupa
Hari itu aku melihat wajahnya, namun tanpa rupa
Terasa benar sesaknya ruang dan waktu
Terukir dari pupil matanya yang kian mengecil
Kemudian menutup
____________________________
Aku kembali teringat kepada kalian, para dosen tanpa nyawa. Bersama dengan kala, kalian telah mengajarkanku arti hidup dan bahwa ia akan berakhir
Friday 8 November 2013
Sebentar Lagi
Mungkin sebentar lagi jutaan detik itu akan berakhir
Tanpa terasa sang kala berlalu begitu cepat
Tanpa suara ataupun beberapa derit kata
Sunday 27 October 2013
Biar Jadi Misteri
Biarkan dia yang menjadi misteri bagiku
Hingga tiba jutaan detik di masa depan . . .
________________________
Bersiaplah, begitupun aku . . .
Jutaan detik kedepan kita akan bertemu di ladang perdu
Friday 25 October 2013
Gagal Bersinar
Hari ini pijar gagal bersinar
Haruskah hari ini mata menunjukkan nanar atau bingar ?
- Aku bingung, setengah limbung
Thursday 24 October 2013
Pernahkah kau berpikir . . . ?
Tidakkah kau berpikir bahwa senja yang merah saga itu indah ?
Ia terlihat ranum menggantung diantara awan putih
Untuk apa membirukannya ?
Jika merah saganya sudah mampu menyuguhkan keindahan yang megah
Tanpa harus bersusah payah ?
Labels:
merah saga,
puisi,
puisi senja,
ranum,
senja,
senja yang merah
Sunday 29 September 2013
Menolak Tunduk
Kita hanya bisa berusaha melawan, menolak tunduk pada suatu entitas yang mengklaim dirinya memiliki sebuah ototritas yang menyaingi tuhan
Biarlah pemberontakan mengisi dada dan membakar dahaga
Karena hanya perlawanan yang dapat mengisi jiwa
Meski kita tahu tak lebih dari sekedar sisifus
Biarlah pemberontakan mengisi dada dan membakar dahaga
Karena hanya perlawanan yang dapat mengisi jiwa
Meski kita tahu tak lebih dari sekedar sisifus
Sunday 22 September 2013
Ada Sesuatu Yang Terlupakan
Ada sesuatu yang kita lupakan disudut sana
Yaitu cara bagaimana untuk menikmati alam
Cara bagaimana untuk diam dan menikmati lantunan yang disajikan langit
Melalui hembusan angin
Saturday 21 September 2013
Self Authority
kebanyakan dari kita berpikir bahwa mereka mngenakan topeng dan bersandiwara. tapi sebenarnya tidak, kitalah yang harus menyadari bahwa tak seharusnya kita menginginkan setiap hal menjadi seperti apa yang kita harapkan. karena setiap wajah yang ada dibalik topeng itu pun memiliki pilihan. memiliki kebebasan mengenakan topeng . . .
Friday 20 September 2013
Lakon diatas Panggung Termegah
Bagiku tak selalu harus ada alasan untuk setiap tindak dan tanduk, ini panggung termegah yang dipersembahkan untukmu, untukku, untuk mereka, untuk kita
Siapapun bebas bersandiwara sepuas hati disini. karena definisi hidup itu sendiri adalah sebuah lakon dan kita sendiri yang memilih untuk berperan sebagai apa.
Jika lakon yang kumainkan adalah berupa antagonisme bagimu maka datanglah kehadapanku, ludahilah wajahku dan pergilah dari hadapanku. berhentilah berharap pada seseorang yang tak mau bersandiwara sesuai naskah yang kau inginkan didalam sebuah panggung
Aku bukanlah sebuah eksistensi yang tepat untuk disebut sebagai sahabat ataupun hanya sekedar teman
Siapapun bebas bersandiwara sepuas hati disini. karena definisi hidup itu sendiri adalah sebuah lakon dan kita sendiri yang memilih untuk berperan sebagai apa.
Jika lakon yang kumainkan adalah berupa antagonisme bagimu maka datanglah kehadapanku, ludahilah wajahku dan pergilah dari hadapanku. berhentilah berharap pada seseorang yang tak mau bersandiwara sesuai naskah yang kau inginkan didalam sebuah panggung
Aku bukanlah sebuah eksistensi yang tepat untuk disebut sebagai sahabat ataupun hanya sekedar teman
Labels:
lakon,
panggung,
puisi,
puisi kebosanan,
puisi kontemporer,
sajak,
sandiwara
Thursday 27 June 2013
Introvert
Aku selalu benci pada kebisuan yang ada diantara kita
Menciptakan sebuah ruang kosong yang menjauhkan
Entah kenapa begitu sulit bagiku
Meskipun hanya untuk mengeja beberapa derit kata
Labels:
introvert,
mengagumi,
puisi,
puisi kagum,
puisi seorang introvert,
sajak
Friday 22 March 2013
Menerka Arah Angin
selalu saja alam yang tak lelah untuk memulai cengkrama
Selalu saja angin yang tak lelah menuntun langkah
Selalu saja langit yang tak lelah melipur lara
Selalu saja . . .
Kita tak pernah bisa menerka kemana arah angin
Ramalan cuaca hanya tak lebih dari sekedar review,
Labels:
angin,
arah angin,
menerka angin,
menerka arah angin,
puisi,
puisi angin,
sajak,
sajak angin
Monday 4 March 2013
Menuju Senja
Saat langit berwarna merah saga
Ketika itulah dunia mulai memijak pada senja
Menjelang gelap, meninggalkan siang
Meninggalkan terang . . .
Ketika itulah dunia mulai memijak pada senja
Menjelang gelap, meninggalkan siang
Meninggalkan terang . . .
Labels:
menuju senja,
puisi,
puisi senja,
puisi singkat,
sajak,
sajak senja,
sajak singkat,
senja,
senja waktu
Sunday 24 February 2013
Angin
Ia menghantarkan rintik kepada hujan, hujan yang akan menyuburkan pohon imaji, menumbuhkan tunas harapan yang kelak akan berbuah tawa.
Labels:
angin,
berbagi sajak puisi,
puisi,
puisi islam,
renungan,
sajak puisi
Saturday 23 February 2013
Mencandra segala Dimensi
Raba . . .
Elus . . .
Robek . . .
Patahkan . . .
Singkapkan . . .
Enyahkan . . .
Matikan . . .
Mencandra segala Dimensi
Friday 15 February 2013
Tak Menemani Ataupun Ditemani
Semua berjalan begitu cepat seperti fast forward
Lampu-lampu kendaraan malam berlalu dengan cahayanya yang mengekor, memanjang . . .
Tubuhku membayang dibawah lampu jalan, menjauhi sumber cahaya
Tiap-tiap cahaya yang bersinar diatas tiang-tiang pinggir jalan berpendar semakin lebar
Menginterpretasikan berbagai macam warna yang menggugah mata untuk men-candra segala
_______________________________
Mencandra segala warna dan rupa
Mencoba mengerti keinginan Sang Kuasa yang ia titipkan bersama gejala alam
Mengartikan semua kekosongan dan kebisuan
Menterjemahkan tiap cahaya yang mengembang dan mengerucut menyilaukan mata . . .
Satu hal yang kuterka
Betapa sepi malam ini
tak menemani ataupun ditemani
Monday 11 February 2013
Entah Kepada Apa
Aku ingin pergi ke pantai sekali lagi
Aku ingin berteriak sekencang dan sejadinya
Dan membiarkan angin membawa suaraku hingga keujung pulau
Aku ingin pergi ke puncak gunung sekali lagi
Berteriak sembari menikmati, mengagumi alam
Dan membiarkan angin gunung membumbungkan suaraku tinggi hingga entah
______________________________
Aku ingin berteriak sekencang dan sejadinya
Dan membiarkan angin membawa suaraku hingga keujung pulau
Aku ingin pergi ke puncak gunung sekali lagi
Berteriak sembari menikmati, mengagumi alam
Dan membiarkan angin gunung membumbungkan suaraku tinggi hingga entah
______________________________
Labels:
aku ingin pergi kepantai sekali lagi,
kosong,
puisi,
sajak,
tanpa judul
Friday 8 February 2013
Euphoria
Sekali lagi, aku tersadar . . .
Ini bukanlah cinta, hanya sekedar kekaguman dan euphoria sesaat
Karena aku tak kunjung bersedih melihatmu pergi
Meski tak bisa terlupa
________________________________
Euphorianya terasa sangat riuh, namun singkat
Sesingkat ombak yang menabrak bebatuan karang,
Hanya dalam tempo waktu kurang dari beberapa menit
Kemudian kembali tenang dan hanya menyisahkan butiran buih
Yang juga akan hilang entah kemana . . .
Palembang, 8 februari 2013
Menjelang shalat jum'at tiba-tiba aku teringat kamu
Labels:
euphoia sesaat,
euphoria,
kekaguman,
puisi,
puisi cinta,
sajak,
semu,
sesaat
Sunday 3 February 2013
Semoga Kembali Terang
Tak seputih biasanya saat kupandangi dahulu
Sekarang mulai memudar, agak kelam . . .
Binar cahaya sepertinya sudah mulai lelah mengesiapkan tiap mata
Kuharap kembali terang, berbinar . . .
Mataku rindu untuk kembali terkesiap
Sekarang mulai memudar, agak kelam . . .
Binar cahaya sepertinya sudah mulai lelah mengesiapkan tiap mata
Kuharap kembali terang, berbinar . . .
Mataku rindu untuk kembali terkesiap
Sunday 27 January 2013
Tersudut Ditepian Sunyi
Masih disudut yang sama aku menepi
Sudut sunyi yang berbatas sepi
Itulah gunanya kau kupanggil kemari
Untuk menemani, agar aku tak merasa teperangkap disini
Dalam rutinitas, kebosanan, distraksi, kepuasan dan kesemuan ini
Sudut sunyi yang berbatas sepi
Itulah gunanya kau kupanggil kemari
Untuk menemani, agar aku tak merasa teperangkap disini
Dalam rutinitas, kebosanan, distraksi, kepuasan dan kesemuan ini
Tuesday 1 January 2013
Antara headline berita, eksistensi tuhan dan keberpikiran manusia
aku membaca sebuah berita tertanggal 31 desember 2012.
judulnya berkaitan dengan peperangan di syria dan palestina.
mereka merayakan tahun baru dengan ledakan, dengan darah yang menggenangi jalan raya. yah dengan tubuh yang hancur ataupun terbelah . . .
kemudian aku berpikir, mereka disini berpesta pora.
lalu aku mempertanyakan tentang kemanusiaan, dan ketuhanan. ternyata populasi manusia sudah semakin sedikit, yang meledak adalah populasi para robot, dan tumpukan daging berjalan. populasi manusia tak pernah melebihi kuota karena manusia memang hanya sangat sedikit jumlahnya.
dan tuhan ,tuhan juga sudah mati. mereka telah berhasil membunuh tuhan. mereka bertuhan namun tak bertuhan Allah bagi mereka hanya formalitas tahunan dikala hari raya. bersikap layaknya mereka dewa, malaikat atau apalah yang berhak mencabut nyawa semau hati dan dengan cara sekeji apapun.
judulnya berkaitan dengan peperangan di syria dan palestina.
mereka merayakan tahun baru dengan ledakan, dengan darah yang menggenangi jalan raya. yah dengan tubuh yang hancur ataupun terbelah . . .
kemudian aku berpikir, mereka disini berpesta pora.
lalu aku mempertanyakan tentang kemanusiaan, dan ketuhanan. ternyata populasi manusia sudah semakin sedikit, yang meledak adalah populasi para robot, dan tumpukan daging berjalan. populasi manusia tak pernah melebihi kuota karena manusia memang hanya sangat sedikit jumlahnya.
dan tuhan ,tuhan juga sudah mati. mereka telah berhasil membunuh tuhan. mereka bertuhan namun tak bertuhan Allah bagi mereka hanya formalitas tahunan dikala hari raya. bersikap layaknya mereka dewa, malaikat atau apalah yang berhak mencabut nyawa semau hati dan dengan cara sekeji apapun.
Subscribe to:
Posts (Atom)