RSS Feed

Wednesday 16 November 2011

Biar Bidadari Pergi


Sudah kubilang biarkan bidadari pergi aku adalah seorang berandal, biarlah hanya yang tersisah berserakan bagiku. Biar ku-eratkan tiap serakan menjadi satu yang hanya milikku .

Palembang, 15 november 2011
____________________________________

I know that i am the one
confince myself it must be true . . .

Sunday 30 October 2011

Tak Ter-kira


Sulit dikatakan saat sesuatu mendominasi fikiranku, membuatku lbih brsmangat, lebih tegar disaat sulit, lebih banyak tersenyum dan tertawa. Ia mencipta nuansa indah yang dengannya hidup terasa lebih berharga. Ia adalah 'sesuatu' yang unik yang ia sndri tak menyadarinya...

Alvin Kautsar

Tersadarkan


Aku bukan menanti bintang jatuh, tetapi berlari mengejarnya...

Saat aku siap, semua akan tahu bahwa aku mampu...

Selamat tinggal 'Negeri Dongeng', wktunya kembali ke Dunia Nyata...

~Alvin Kautsar~

Bersabarlah, Begitupun Aku . . .


Aku memang tak mampu membaca fikiranmu,
sorot matamu . . .
dan wajahmu yang kadang trlihat gundah...
Ingin rasanya menolongmu mengatasinya,
tapi itu trlarang bgiku...
Apapun yang kau hadapi disana,
semoga bukan karena ulahku...
Bersabarlah, dan akupun bersabar...

Alvin Kautsar

Go With The Wind


Para Bidadari boleh pergi, tapi hidup terus berjalan...
Apapun yang tersisa untuk seorang berandal,
itulah yang akan menjadi miliknya...

~Just Go With The Wind~
Alvin Kautsar

Thursday 27 October 2011

Jika Hidup Adalah Pilihan . . .


Jika hidup adalah akumulasi dari berbagai pilihan di masa lalu, apakah meninggalkanmu adalah pilihan yang tepat ?

-I miss you dear, don't know what i have to do-

Sunday 9 October 2011

Pelangi Sehabis Hujan


By: Eriez
Awan hitam . . .
gelap !
Yasudah,tutup saja semua langit ku . . .
Toh, Akujuga butuh hujan-MU . . .
tapi mohon!
Hadirkan pelangi setelah hujan-Mu

Saturday 8 October 2011

Kesedihan Kosong


Resah beserta keluh kesahnya menutup lelah,
Rerangkaian angkara menjadi tabir pada air mukanya
Hingga tiba fajar pada terbitnya,
Ia kembali mencoba untuk mengeja sebuah nama
__________________________________

Palembang, September 2011
sedang menyadari bahwa ada sesuatu yang hilang
tapi entah apa . . . ?

Monday 26 September 2011

Sajak Rindu



Yang Dia kenal... hanya sebuah sajak lama dengan selaut arti...
Mengungkap beribu misteri dan menghinggapi sejuta tanya....
Manakala mata tersapu air deras perih....
Yang Dia tahu hanya menarik garis dibibirnya...
Bukannya menjerit menumpah sumpah serapah..
Kata katanya tertutur bagai membelai angin....
Sampaikan kata katanya wahai angin....
Keseluruh bilik sepi yang gelap...
Hingga yang ia cari merasa belaiannya...
Juga sedikit air yang tengah dikucurkan lewat sudut matanya...
Hanya untuk menanti... diam tak berkata.....
Sekali lagi... Yang Dia tahu hanya menarik garis dibibirnya...

______________________________________________________________
onna.nisa @http://kaskus.us
http://www.kaskus.us/showthread.php?t=10608038

Tak Sempat


Kita terlanjur berpisah, tanpa sempat mempersilahkan beberapa tanya
Ataupun saling memperdengarkan beberapa derit kata
Mungkin karena bahasa, atau mungkin karena kita tak sanggup mengeja kata
Kemudian kita benar-benar berlalu layaknya bayu, tenang tanpa kebisingan yang pasti . . .

Thursday 7 July 2011

Antara waktu dan kesia-siaan


Sepertinya, aku sudah lelah dengan keluh kesah . . .
Mengharap belas kasih, mengharap keadilan
Dengan tangis darah ataupun air mata, sama saja
Seakan hanya bisa menggores luka dengan kejamnya warna

Tuesday 5 July 2011

INFERIORITY



Aku memang belum pantas berkelana di lembah-Nya,
atau untuk sekedar mengetuk dipintu-Nya,
Aku takut keindahannya ternoda,
Oleh kotoran jiwaku,
Oleh sampah ulahku,
Untuk berjalanpun terasa berat,
kakiku dibandul oleh beban dosa yang berat.
Tapi aku akan terus mencoba meski tertatih-tatih,
Merangkak dalam harap dan cemas,
Bukan karena aku tak tahu diri,
Tapi karena kuyakin cinta-Nya tiada batas

Monday 2 May 2011

Untuk masa lalu


Untuk masa lalu yang manis . . .
Dan segelintir pagi yang cerah
Kugenggamkan ditanganmu secangkir teh
Dengan hingar bingar sang mentari

Untuk siang yang putih keemasan . . .
Kupersembahkan beberapa langkah kaki
Dengan setengah cangkir teh digenggaman
Yang ingin kuberikan pada senja
Dikala mencoba menepis malam . . .

Kepada senja kuning lembayung . . .
T'lah kusampaikan cangkir tanah teh itu
Namun kering, namun retak . . .
Tak sebagus dan sehangat tadi pagi
Tapi, setidaknya kuning lembayungmu . . .
Tetap indah dimataku . . .

Tuesday 12 April 2011

Aku Tak Bisa Lagi Menyanyi


Oleh : KH. MUSTOFA BISYRI

bagiku kini tak ada lagi lirik dan musik yang menarik
untuk kunyanyikan bersamamu atau sendiri

burung-burung terlalu berisik
mendendangkan apa saja setelah mereka merdeka
membuatku tak dapat lagi mengenali suaramu atau suaraku sendiri

taman tempat kita istirah.. becek darah..
yang seharusnya tak tumpah..

jalan-jalan tempat kita mendekatkan hati
tertutup dihadang geram dan amarah

malam-malam tempat kita menyembunyikan cinta
telah dionarkan kobaran kebencian..

daging-daging yang selama ini kita manjakan pun
ikut terpanggang api dendam

udara di sekitar kita meluapkan bau terlalu anyir..
dan lalat-lalat berpesta dimana-mana..

Tuesday 5 April 2011

Love in Accounting


Wahai Kekasihku...
Debetlah cintaku di neraca hatimu
Kan ku jurnal setiap transaksi rindumu
Hingga setebal Laporan Keuanganku

Wahai kekasih hatiku...
Jadikan aku manager investasi cintamu
Kan ku hedging kasih dan sayangmu
Di setiap lembaran portofolio hatiku
Bila masa jatuh tempo tlah tiba
Jangan kau retur kenangan indah kita
Biarlah ia bersemayam di Reksadana asmara
Berkelana di antara Aktiva dan Passiva

Cinta in IT . . .


Cinta itu abstract, tapi cinta bukan class abstract
Cinta tak dapat diturunkan
Cinta tak dapat diinstansiasi menjadi objek
Cinta itu terenkripsi dan terenkapsulasi

Method-method dalam cinta tidak bersifat public
Tapi tidak juga bermodifier protected ataupun private
Method-methodnya hanya dapat diakses oleh 2 objek
Dimana 2 objek itu adalah instansiasi dari class yang berbeda dan package yang berbeda

Thursday 31 March 2011

Mata sang penerjang malam


mata itu . . .
yang t'lah terjatuh bersama riuh . . .
renyainya,menyelipkan duka
resahnya menghempaskan indah

mata itu . . .
mata sang kabut, sang penerjang malam

mata itu . . .
yang mereka tak tahu
Tetap kokoh meskipun ditengah ngilu sembilu . . .

Wednesday 30 March 2011

Kesatria kuda . . .


Kesatria kuda berlari menyibak pekat
Mengejar cahaya bintang jatuh
Yang membawa seorang putri renjana . . .
Sang kesatria mungkin saja terpana
Dengan keanggunan sang putri surga
Tapi,kalut hati sang kesatria . . .
Haruskah ia meninggalkan kuda perangnya . . . ?

Sunday 27 March 2011

Mungkin, tak ada kita


Mungkin tak ada kita
Tapi, hanya ada aku
Yang mengujungi hari
Hingga disaat mentari tenggelam
Aku harus Tersenyum dan menyapa angin
Untuk berbagi beberapa tawa yang masih tersisah

_________________________

↨Mungkin kau harus pergi, aku tak sanggup mengatakan bahwa aku mempermainkanmu↨
Palembang, 28 Maret 2011

Friday 25 March 2011

Hanya sebuah ------------------------


Hidupku hanya garis
Yang Menghubungkan Frasa Antara Kau dan aku
Bukan koma ataupun titik
Karena terus berlanjut tanpa henti meski sejenak
Yang dalam tiap paragrafnya,
Menukilkan tentang beberapa nama . . .
Aku, Kau, juga Tuhanku . . . .

___________________________

♠ convinced that you are appointed by God for being there for me ♠

Friday 18 March 2011

TIDAK ADA ILMU YANG SIA-SIA


Oleh : Guru kami tercinta Amalia, M. P. Fis

Sebenernya sih, postingan ini aku cupas dari blog-ny sekolah punya. Aku tulis disini karena berisi sesuatu pelejaran yang sangat menarik yang bisa diambil dari kisah perjalanan hidup seorang guru di sekolah saya yang bisa dikatakan. yah . . . she's very very genius for me. Berikut postingan ibu amalia di blog MAN 1 PALEMBANG :

Saya adalah salah satu dari sedikit orang yang bisa merasakan mengenyam pendidikan pasca sarjana di salah satu universitas terbaik di negeri ini. Saya, yang hanya seorang guru sebuah Madrasah Aliyah yang terletak di pinggiran kota palembang dan dibesarkan juga di pinggiran kota Palembang dapat kuliah di Institut Teknologi Bandung yang bahkan termasuk dalam 300 perguruan tinggi terbaik di dunia. Sungguh suatu kenyataan manis yang sangat saya syukuri.

Banyak hal yang saya rasakan berbeda ketika saya kuliah S.1 dahulu dengan kuliah S.2 sekarang. Hal yang paling mencolok adalah dipergunakannya buku teks yang hampir kesemuanya berbahasa Inggris. Hampir semua teman mengeluh jika berhadapan dengan bahasa Inggris, tetapi saya tidak merasa ada sesuatu yang perlu dikeluhkan. Hal tersebut bukan karena saya sangat mahir berbahasa Inggris, sama sekali tidak, tetapi karena saya sangat menyukai bahasa Inggris.

Kalau saya mengenang masa-masa dimana saya memulai kesukaan terhadap bahasa Inggris, saya merasa sedikit norak, sedikit aneh, dan sedikit sentimentil. Salah satu hal yang membuat saya menyukai Bahasa Inggris adalah bahwa saya merasa sedikit ‘keren’ ketika dapat menyanyikan lagu berbahasa Inggris. Kecintaan saya pada bahasa Inggris bermula dari ‘kompetisi tersembunyi’ antara saya dan tiga teman dekat saya waktu SMP. Mereka senang menyanyikan lagu berbahasa Inggris, lagu-lagu barat, yang lagi ngetren pada saat itu. Dua orang menyukai musik pop sedangkan satu orang lebih menyukai lagu-lagu yang berirama rock dan metal. Tetapi benang merah dari kesukaan mereka adalah bahwa lagu yang mereka gemari adalah lagu barat yang biasa mereka tonton dari parabolanya masing-masing. Waktu itu saya tidak terlalu mengerti apa yang mereka nyanyikan karena jenis lagu yang saya tahu hanya dangdut yang memang disukai oleh ayah dan ibu saya.

SEPOTONG ROTI PENEBUS DOSA


Abu Burdah bin Musa Al-Asy'ari meriwayatkan, bahwa ketika menjelang wafatnya Abu Musa pernah berkata kepada puteranya: "Wahai anakku, ingatlah kamu akan cerita tentang seseorang yang mempunyai sepotong roti."

Dahulu kala di sebuah tempat ibadah ada seorang lelaki yang sangat tekun beribadah kepada Allah. Ibadah yang dilakukannya itu selama lebih kurang tujuh puluh tahun. Tempat ibadahnya tidak pernah ditinggalkannya, kecuali pada hari-hari yang telah dia tentukan. Akan tetapi pada suatu hari, dia digoda oleh seorang wanita sehingga diapun tergoda dalam bujuk rayunya dan bergelimang di dalam dosa selama tujuh hari sebagaimana perkara yang dilakukan oleh pasangan suami-isteri. Setelah ia sadar, maka ia lalu bertaubat, sedangkan tempat ibadahnya itu ditinggalkannya, kemudian ia melangkahkan kakinya pergi mengembara sambil disertai dengan mengerjakan solat dan bersujud.

Akhirnya dalam pengembaraannya itu ia sampai ke sebuah pondok yang di dalamnya sudah terdapat dua belas orang fakir miskin, sedangkan lelaki itu juga bermaksud untuk menumpang bermalam di sana, karena sudah sangat letih dari sebuah perjalanan yang sangat jauh, sehingga akhirnya dia tertidur bersama dengan lelaki fakir miskin dalam pondok itu. Rupanya di samping kedai tersebut hidup seorang pendita yang ada setiap malamnya selalu mengirimkan beberapa buku roti kepada fakir miskin yang menginap di pondok itu dengan masing-masingnya mendapat sebuku roti.

Wednesday 16 March 2011

Menginginkan Gelap


Semua ini bukan tentang Kau, Sungguh !
Juga bukan tentang aku ataupun mereka
Hanya saja, Sepertinya aku merasa bahwa
Setiap hitam terkumpul padaku.
Mengelam . . .
Memekat pada satu titik di hatiku
Membuatku semakin memenginginkan kegelapan . . .
Membuatku semakin yakin
Bahwa aku adalah angin yang berhembus di kala sepi

ΦBerusaha untuk yakin bahwa aku tak sedang tersenyum untukmuΦ

Wednesday 9 March 2011

Bertemu Kita . . .


Setelah sekian lama berdiri
Berjalan kemudian berlari
Sendiri . . .

Hari ini kau dan aku bertemu
Disebuah persimpangan diantara tiga rindu
Tapi sorot matamu tajam menusuk jantungku
Kau tampar . . .
Kau remuk
Kau lempar. . .
Keatas dahiku . . . !

"Sedang memikirkan haruskah aku tinggalkan"
☻A-kied Muhammad☺

Saturday 5 March 2011

Begitu rindu


Ketika riuh bertaluh-taluh
Rindu bertemu rindu,
Menghangatkan pagi yang redup

Ketika bayu berkeluh-kesah
tatap bertemu tatap
Menebarkan hamparan kesahajaan

Begitu rindu ingin mengucap
"Allahuakbar . . ."
Sembari menapakkan tanganku pada Al-Ardh


"Begitu rindu ingin menatap suatu kesahajaan yang mampu menghangatkan pagi redup"
Palembang, 05 Maret 2011

Berjalan di bawah hujan


Aku ingin menerjang lebih banyak hujan
Meskipun aku takut pada hujan

Aku ingin berjalan dibawah hujan
Ketika aku menangis meski ku takut

Mungkin karena ada kau disana
Aku ingin menikmati hujan bersamamu,
Sang pecinta hujan . . .

Friday 25 February 2011

Sumpah-Mu



Ketika Kau bersumpah . . .
Demi matahari dan sinarnya di pagi hari
Sedikit silaunya menyeruak, merebak . . .
Hangatnya membakar tiap-tiap egotist

Ketika nyata, sumpah itu . . .
Dan bulan apabila mengiringinya
Kau tampakkan indahnya

Dan siang apabila menampakkannya
Kau terangkan kilaunya
Merah hingga lembayung

Sunday 6 February 2011

Selalu Bersyukur, Obat Hilangkan Stres


Hidayatullah.com—HARGA terus melonjak naik, sementara lapangan pekerjaan makin susah. “Jangankan mencari yang halal, mencari yang haram saja susah, “ demikian rakyat kecil sering mengeluh.

Sementara di saat yang sama, sebagian orang menumpuk-numpuk harta dengan cara mengambil hak orang lain. Seperti banyak yang terjadi saat ini, sebagian orang mendapatkan harta dari hasil “memeras” orang lain. Mereka harus menipu atau melakukan korupsi dan berbagai cara-cara yang tidak halal.

Padahal semestinya uang tersebut diperuntukan bagi kemaslahatan orang banyak, namun karena banyak tangan-tangan jahil, harta yang seharusnya merata secara adil dinikmati oleh seluruh masyarakat, hanya dinikmati/dimiliki oleh sebagian kecil orang. Mereka mengira, selagi muda dan punya jabatan, kesempatan mengumpulkan harta agak menjadi modal baginya meraih ketenangan hidup dan kebahagiaan.

Facebook: Antara Akal Besar dan Nasib Baik




Hidayatullah.com--Kata-kata mutiara dalam Bahasa Inggris menyebutkan: "Great minds discuss ideas. Average minds discuss events. Small minds discuss people." (Orang berakal besar membicarakan ide-ide. Orang berakal sedang membicarakan kejadian-kejadian. Orang berakal kecil membicarakan orang).

Akal besar hanya dimiliki oleh orang-orang besar. Orang besar pasti mempunyai akal besar. Untuk menjadi orang besar haruslah mempunyai akal yang besar. Akal besar hanya dimiliki oleh mereka yang selama hidupnya bergelut dengan hal-hal yang besar yakni ide-ide.

Otak yang dimiliki orang yang berakal besar penuh dengan ide-ide. Tema utama pembicaraan mereka dalam kehidupan sehari-hari adalah ide-ide. Mereka mendedikasikan jatah umur, waktu, tenaga, pikiran dan harta yang mereka miliki untuk memikirkan, menghasilkan, membicarakan, membahas, mendiskusikan, menyebarluaskan dan merealisasikan ide-ide.

Dengan Jari yang terluka


Sebenernya sih ni puisi buatan temen gue yang ditulis di website sekolah gue
tapi berhubung menurut aku puisi ini bagus, jadi aku repost ke blog saya tercinta ini

check this out :

Dengan jari yang terluka
Kubuka pintu fajar
Saat angin begitu kencang
Menopang tubuh yang terbungkus api

Tuesday 25 January 2011

inginku . . .


Aku ingin hujan . . .
Aku ingin hitam
Aku ingin kelam
Aku ingin bungkam
Aku ingin diam
Aku ingin tenggelam
Aku ingin malam

Wednesday 19 January 2011

Dalam do'amu, aku . . .


Dalam do'amu malam itu kau menjelma langit tak berbatas
Kian mencakar angin yang teratas
Seakan siap menerima, menerka . . .
Tiap-tiap suara yang seakan muncul menarik jiwa
Setiap kali kau tapakkan tanganmu pada Al-ard

Hingga saatnya cahaya terbangun
Dari tenggelam hingga pada terbitnya
kau mulai menjelma bagaikan burung . . .
Terbang mengitari tiap-tiap luka, tiap tangis
tiap ratap . . .

Saturday 1 January 2011

Batu dan Pasir


Ada dua orang pengembara sedang melakukan perjalanan. Mereka tengah melintasi padang pasir yang sangat luas. Sepanjang mata memandang hanya ada pasir membentang. Jejak-jejak kaki mereka meliuk-liuk di belakang. Membentuk kurva yang berujung di setiap langkah yang mereka tapaki. Debu-debu pasir yang beterbangan memaksa mereka berjalan merunduk.

Tiba-tiba badai datang. Hembusannya membuat tubuh dua pengembara itu limbung. Pakaian mereka mengelepak, menambah berat langkah mereka yang terbenam di pasir. Mereka saling menjaga dengan tangan berpegangan erat. Mereka mencoba melawan ganasnya badai.

Badai reda. Tapi, musibah lain menimpa mereka. Kantong bekal air minum mereka terbuka saat badai tadi. Isinya tercecer. Entah gundukan pasir mana yang meneguknya. Kedua pengembara itu duduk tercenung menyesali kehilangan itu. "Ah.., tamat riwayat kita," kata seorang di antara mereka, kita sebut saja pengembara pertama. Lalu ia menulis di pasir dengan ujung jarinya. "Kami sedih. Kami kehilangan bekal minuman kami di tempat ini." Kawannya, si pengembara dua pun tampak bingung. Namun, mencoba tabah. Membereskan perlengkapannya dan mengajak kawannya melanjutkan perjalanan.
Related Posts with Thumbnails