Demi matahari dan sinarnya di pagi hari
Sedikit silaunya menyeruak, merebak . . .
Hangatnya membakar tiap-tiap egotist
Ketika nyata, sumpah itu . . .
Dan bulan apabila mengiringinya
Kau tampakkan indahnya
Dan siang apabila menampakkannya
Kau terangkan kilaunya
Merah hingga lembayung
Dan malam apabila menutupinya
Kau selimuti dengan dinginnya
Indah tenggelam bersama redupnya
Dan langit serta pembinaannya
Kau tetapkan untuk tiap-tiap yang lima
Kau perjalankan untuk tiap yang dua belas
Dan bumi serta penghamparannya
Dan jiwa serta penyempurnaannya
Maka Sang Maha mengilhamkan kepada jiwa itu
Sampai tersisa pada satu
Pertanyaan . . .
Kebingungan . . .
Kegundahan . . .
Keresahan . . .
Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdziban
0 comments:
Post a Comment