satu mata pena sudah berkarat kawan, sudah menolak untuk kembali terisi . . .
sedang kita masih coba merobek sebuah kertas dengan seujung pensil dan mata pena bertinta merah. melukis kisah kisah dari pujangga hingga durjana . . .
sampai suatu saat nanti saat dimana matahari tak mungkin lagi mengebiri pagi untuk mengkhianati . . .
______________________________
tak ada lagi wajah tanpa rupa,
hanya raga raga yang terpaksa mendisiplinkan diri kedalam barisan
Peace be upon you
0 comments:
Post a Comment