
fermentasi dari tiap-tiap fragmentasi mozaik-mozaik syair kehidupan membusukkan tiap nurani, memabukkan cita dan rasa dengan semburat alkohol yang membentuk jelaga. hingga pada akhirnya kita hanya bisa membaca gejala dari jelaga . . .
"We are already one. But we imagine that we are not. And what we have to recover is our original unity. What we have to be is what we are."

